4/15/2015

Warga Cacat Dan Miskin Tidak Menerima Bantuan PSKS



Meski sejumlah langka ditempuh pemerintah untuk memperbaiki sistem pendistribusian dana kompensasi subsidi bahan bakar minyak (BBM), masih tetap saja ditemui adanya kekisruhan. Di lamongan, seorang warga miskin yang sekaligus cacat, justru tidak mendapatkan dana tersebut.(14/04/2015)

Kondisi rumah karyono, 45 tahun, warga miskin yang berasal dari desa mantup, kecamatan mantup, lamongan ini sungguh memprihatinkan.Ia yang telah sepuluh tahun terakhir mengalami cacat pada kakinya akibat kecelakaan. Membuatnya tidak mampu untuk bekerja secara normal selayaknya orang sehat lainnya.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja, ia hanya mengandalkan belas kasihan para tetangga, lantaran ia hanya hidup sebatang kara di rumah yang hampir roboh lantaran reot ini. Hanya sesekali, ia mendapatkan rezeki dari warga sekitar yang datang kepadanya untuk meminta pijat.

Ironisnya, pria miskin ini justru tidak mendapatkan bantuan dana program simpanan keluarga sejahtera (PSKS), yang merupakan kompensasi dari subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Karyono meminta klarifikasi kepada perangkat desa setempat. Namun jawaban yang diperoleh justru mengecewakan dengan mengatakan jika ia hanya hidup sebatang kara sehingga tidak perlu mendapatkan dana bantuan tersebut.

Kondisi ini, menunjukkan jika potret penyaluran dana kompensasi subsidi bbm masih amburadul, lantaran penyalurannya tidak tepat sasaran. Ditambah lagi, dengan naiknya harga bbm yang terus terjadi setiap saat, membuat rakyat miskin terus menjerit karena secara otomatis akan diikuti dengan naiknya sejumlah harga lainnya.

0 comments:

Post a Comment