SELAMAT DATANG

Selamat datang di blog Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Suka Maju desa Pengangsalan Kecamatan Kalitengah Kabupaten Lamongan. Selamat menikmati sajian informasi dari kami, kirim kritik dan saran melalui media sosial yang kami sediakan.

SONGKOK NASIONAL

Songkok Nasional merupakan produk unggulan dari Desa pengangsalan, sebagian besar penduduk desa bekerja sebagai pengrajin Songkok. Banyak Songkok merek ternama yang proses pembuatannya di kerjakan di Desa Pengangsalan.

Potret UMKM Pengangsalan

Berbagai macam usaha kecil menengah yang terus berkembang di Desa Pengangsalan menjadi sebuah pondasi dalam meningkatkan kesehjateraan hidup masyarakat.

Balai Desa Dan Kantor Kim

Lokasi balai desa tempat pelayanan masyarakat dan foto kantor KIM Suka Maju Pengangsalan

11/17/2014

Lingkungan Hijau









11/15/2014

Inilah Dampak Sampah Plastik Terhadap Lingkungan



Setiap tahun masyarakat Indonesia dilaporkan memakai 100 miliar kantong plastik. Kebiasaan masyarakat Indonesia memakai kantong plastik yang didapat secara gratis sudah sangat mengkhawatirkan. Berdasarkan perhitungan tersebut, setiap orang di Indonesia menggunakan sekitar 700 tas plastik per tahun atau kira-kira dua kantong plastik dalam sehari. Ironisnya, banyak dari sampah kantong plastik tersebut tidak sampai ke tempat pembuangan sampah dan hanya sedikit yang akhirnya dapat didaur ulang.
Berikut adalah dampak sampah plastik terhadap lingkungan
  1. Racun dari partikel plastik ketika masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai seperti cacing.
  2. PCB (Polychlorinated Biphenyl) tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang dan akan menjadi pembunuh berantai sesuai urutan rantai makanan.
  3. Kantong plastik dapat menganggu jalur air yang teresap ke dalam tanah.
  4. Kantong plastik dapat menganggu kesuburan tanah karena dapat menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah.
  5. Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut & anjing laut menganggap plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya.
  6. Ketika hewan mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tidak dapat hancur dan akan meracuni hewan lain.
  7. Pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yg menyebabkan banjir!

Inilah dampak sampah plastik terhadap lingkungan. Oleh karena itu, kurangilah penggunaan plastik dan janganlah membuang sampah plastik sembarangan!

Perjalanan Kabupaten Lamongan Menuju Bebas Sampah

Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, masuk babak final ajang Indonesia Green Region Award (IGRA) 2012. Dalam babak final itu, Bupati H. Fadeli, SH, memaparkan program-program lingkungan hidup di daerahnya.


upaya mengatasi krisis lingkungan? Sejak kapan hal itu dilakukan secara intens? 

penataan lingkungan yang masih minim menjadi permasalahan dalam isu lingkungan yang kami hadapi. Hal tersebut ditambah dengan keterbatasan luas Tempat Pembuangan Akhir (TPA), di mana kami hanya memiliki TPA seluas 3,7 hektare (ha). 

 Keterbatasan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan juga menambah deret permasalahan isu lingkungan yang kami hadapi. minimnya kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah juga memperparah permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh Kabupaten Lamongan. 


Amanat Undang-Undang 18 tahun 2008 (pasal 6) juga menjadi hal yang memotivasi kami untuk lebih konsen terhadap isu lingkungan ini.

Program LGC sendiri ini sudah dan akan dilaksanakan secara bertahap. Kami membagi 5 jilid dalam perjalanan program LGC ini. Petama adalah LGC jilid 1, yang dijalankan mulai dari tahun 2011. Kemudian dilanjutkan dengan LGC jilid 2 pada tahun 2012 ini. Dilanjutkan pada LGC jilid 3 di tahun 2013, jilid 4 pada tahun 2014, dan jilid 5 pada tahun 2015.


Seperti hasil-hasil yang dicapainya? Apa manfaat yang dirasakannya?

Dampak yang dirasakan oleh masyarakat adalah lingkungan bersih, indah, pendapatan bertambah, dan kebanggaan masyarakat menjadi meningkat. Mereka jadi lebih merasa memiliki Lamongan dan selalu menjaga kelestarian lingkungan mereka. Di samping itu, tingkat kesehatan masyarakat pun bertambah, seiring dengan berkurangnya wilayah kumuh di Lamongan.


Bagaimana pula program-program lanjutannya terkait dengan upaya memelihara lingkungan dan mengatasi krisis lingkungan di Lamongan? 

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, LGC ini merupakan program yang berkelanjutan. Dengan menjalankannya secara bertahap, melalui 5 jilid LGC yang sudah kami rencanakan, maka program-program mengenai lingkungan hidup di Kabupaten Lamongan akan senantiasa kami jalankan.

11/14/2014

Kerusakan lingkungan ancam bumi kita


Kerusakan lingkungan Lingkungan merupakan hal yang ramai di bicarakan saat ini. Lingkungan hidup memiliki arti penting bagi kehidupan, yakni sebagai wahana bagi keberlanjutan kehidupan. Lingkungan hidup merupakan tempat berinteraksinya makhluk hidup yang membentuk suatu sistem jaringan kehidupan. Di dalamnya terdapat berbagai siklus yang menunjang kehidupan, seperti siklus energi, siklus air, dan siklus udara. Dalam sebuah piramida makanan, tumbuhan berperan sebagai produsen dan berada pada tingkat yang paling rendah.

Saat ini Lingkungan Kita sedang berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Semua manusia menghalalkan berbagai macam cara untuk mengeksploitasi Alam. Manusia tidak perduli lagi terhadap kelangsungan bumi bagi kehidupan anak cucu mereka di masa depan.

2  Kerusakan Alam Yang Umum di lakukan Manusia




- illegal Loging


Illegal logging atau pembalakan liar atau penebangan liar adalah kegiatan penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang tidak sah.

Akibat
Praktek illegal logging sudah barang tentu memiliki ekses negatif yang sangat besar. Secara kasat mata ekses negatifi llegal logging dapat diketahui dari rusaknya ekosistem hutan. Rusaknya ekosistem hutan ini berdampak pada menurunnya atau bahkan hilangnya fungsi hutan sebagai penyimpan air, pengendali air yang dapat mencegah banjir juga tanah longsor. Sehingga rentan terhadap bencana kekeringan, banjir maupun tanah longsor. Di samping itu, illegal logging juga menghilangkan keanekaragaman hayati, berkurangnya kualitas dan kuantitas ekosistem danbiodiversity, dan bahkan illegal logging dapat berperan dalam kepunahan satwa alam hutan Indonesia.
Dari sisi ekonomis, illegal logging telah menyebabkan hilangnya devisa negara. Menurut Walhi, hasil illegal logging di Indonesia pertahunnya mencapai 67 juta meter kubik dengan nilai kerugian sebesar Rp 4 triliun bagi negara. Di samping itu, data Kementerian Kehutanan menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 1998 hingga 2004, kerugian Indonesia akibat illegal logging mencapai 180 triliun.

 Penanggulangan

Tebang Pilih Tanam merupakan solusi yang masih realistis di terapkan di banyak wilayah di Indonesia. Tujuan TPTI adalah meningkatkan produktivitas hutan alam tegakan tidak seumur melalui tebang pilih dan pembinaan tegakan tinggal dalam rangka memperoleh panenan yang lestari. Kordinasi dan sosialisasi aka membangun sebuah sistem yang mendukung TPTI.





- Masalah Sampah

Sampah meruapakn masalah yang kronis di negeri kita ini. berbagai macam upaya menyadarkan masyarakat telah gencar dilakukan namun masih saja tidak bisa mengubah kebiasaan membuah sampah di sembarang tempat. Seperti yang kita ketahui, pembuangan sampah yang tidak di urus dengan baik akan mengakibatkan masalah besar.

Akibat

penumpukan sampah atau membuangnya ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Dan juga pembakaran sampah akan menimbulkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran sungai dan bisa mengakibatkan banjir.

Penanggulangan

Penanggulangan yang dirasa akan efektif adalah dengan mendirikan Bank sampah. Solusi ini berdasarkan sifat dasar sumber daya manusia yang berorientasi pada uang. Bank sampah akan menarik minat masyarakat untuk menukarkan sampah mereka dengan barang yang layak pakai, produk-produk bank sampah dan Uang tabungan.


11/13/2014

Lingkungan dan Kesehatan

Sebuah lingkungan bersih tidak hanya diperlukan untuk kesenangan estetika, tetapi sangat penting dalam mempertahankan kesehatan manusia juga. Yang paling dikenal luas dampak kesehatan dapat dikaitkan dengan faktor-faktor seperti polusi, perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, degradasi lahan dan hilangnya keanekaragaman hayati yang jelas. Ini adalah faktor-faktor seperti yang membawa tentang hubungan antara masalah kesehatan dan lingkungan bersih.
Mengapa lingkungan dan kesehatan?
Ada peningkatan kesadaran bahwa kesehatan kita dan lingkungan di mana kita hidup terkait erat, dan pada tahun 2006 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 24% dari beban global penyakit ini adalah karena faktor lingkungan yang buruk. kesadaran ini tercermin dalam kesehatan terbaru dan inisiatif dari pemerintah dan organisasi lainnya.
Banyak yang telah dikatakan tentang masalah kesehatan dapat dibawa oleh kualitas buruk, kurangnya sanitasi, penggunaan bahan kimia berbahaya dan kualitas air yang buruk juga. Ini semua adalah faktor yang secara langsung dapat mempengaruhi kesehatan manusia dan sebagai hasil dari upaya kita untuk mempertahankan dan menciptakan lingkungan bersih.
Artikel Lingkungan
Banyak yang menyalahkan bahwa keadaan lingkungan tergantung  terhadap pertumbuhan populasi, peningkatan proyeksi 6.800.000.000 – 9.200.000.000 oleh 2050 berarti bahwa kita harus mengharapkan hal  baik yang akan datang. Hubungan antara pemanfaatan sumber daya dan populasi mudah untuk diikuti, tapi sebagian besar karena gaya hidup kita.
Ada terlalu banyak produksi karbon dioksida dan ini semua dengan mudah dilacak sumber nya , seperti mobil, deterjen, pestisida, manufaktur dan tentu saja, tingkat air surut.
Kesehatan dan Lingkungan
Meskipun ada upaya-upaya untuk memperbaiki lingkungan, masih ada harapan  bahwa penyakit dapat dicegah & kematian prematur masih terjadi secara global akibat lingkungan yang buruk & inilah buktinya:
–    3 juta anak kehilangan nyawa mereka setiap tahun akibat diare, diakibatkan tidak adanya air bersih dan penanganan  yang buruk
–    Malaria masih menyerang  3 juta jiwa per tahun
–    Keracunan akibat dari pestisida mempengaruhi antara 3,5 sampai  5 juta orang di negara-negara berkembang
–    Sekitar 4 juta anak kehilangan nyawa mereka karena infeksi pernafasan banyak terkait dengan kualitas mesin yang buruk
Meskipun jelas bahwa banyak masalah kesehatan mempengaruhi mereka di negara berkembang, ancaman terjadi  lingkungan di mana – mana dan industrialisasi sekarang adalah ancaman utama bagi lingkungan bersih. Polusi industri sekarang menjadi penyebab utama polusi udara dan limbah beracun. Bahkan, statistik menunjukkan bahwa penyakit  pernapasan, seperti asma, menjadi lebih parah  di negara maju terutama karena faktor lingkungan.
Kondisi lingkungan dan Contoh Artikel Lingkungan Hidup yang mempengaruhi kesehatan manusia dapat dikelola dan bahkan dicegah dengan perawatan lingkungan yang lebih baik dan praktek. Sebuah lingkungan yang bersih bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga pada kita semua. Ada banyak keuntungan untuk memiliki lingkungan yang bersih & beberapa di antaranya:
–    Penyakit menular berKurang
–    Meningkatkan kualitas hidup
–    Kualitas makanan yang lebih baik
–    Energi bersih bagi generasi mendatang
Kesehatan & lingkungan mempengaruhi kita semua, tapi itu adalah sedikit  yang paling terpengaruh terutama anak – anak & perempuan. Sementara efek kesehatan telah dibawa oleh perubahan global cukup mudah untuk di idetifikasi , banyak dari kita mengabaikannya kecuali kita langsung  terkena dampak.
Kesehatan manusia selalu mengalami ancaman dari fenomena alam seperti , kebakaran, banjir dan lain – lain. Namun, dapat diperparah juga dengan pengelolaan lingkungan yang buruk. Ingat bahwa kesehatan yang baik & lingkungan bersih , hidup sehat.

PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN :: Siapa yang harus disalahkan ? :

Apa penyebab kerusakan hutan di Indonesia? Siapa yang harus disalahkan? Tidak tahukah anda bahwa Hutan di Indonesia sangat rentan terhadap Kerusakan Hutan. Mengapa demikian? Beberapa penyebab kerusakan hutan dapat dijelaskan sebagai berikut.

Hutan-hutan di Indonesia termasuk dalam kategori hutan hujan tropis, ciri khas dari hutan ini mempunyai mekanisme “siklus hara tertutup”. Penampilan hutan hujan tropis yang begitu megah sebenarnya hanya tampakan luarnya saja, namun tanah-tanah di daerah ini adalah miskin hara. Sebagian besar unsur hara terkandung di dalam vegetasi yaitu pohon-pohon yang hidup di areal tersebut. Lebih dari 70 % unsur hara itu berada di dalam tegakan hutan sedangkan hanya kira-kira 30 % yang berada di dalam tanah.

Hal ini terjadi karena daerah tropis mempunyai curah hujan yang tinggi, sehingga proses “leaching” atau pencucian unsur hara berjalan dengan cepat. Selain itu jenis tanahnya sebagian besar tersusun dari partikel lempung kaolinite dan illite dengan kapasitas tukar kation yang rendah.

Bila terjadi penebangan, perambahan dan pembukaan lahan hutan, vegetasi diatasnya akan hilang sehingga tidak bisa menjamin kesuburan areal tersebut. Walaupun hutan termasuk sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, namun sampai batas tertentu melebihi “daya lenting” hutan akan sulit memperbaharui diri, perlu waktu ratusan tahun untuk kembali kepada kondisi semula. Kegiatan penebangan hutan dengan intensitas yang tinggi akan merusak hutan dan menghilangkan biodiversitas didalamnya. Beragam flora dan fauna akan punah karena habitatnya dirusak dan dimanfaatkan untuk kepentingan lain.



Selain dari kondisi alam yang menyebabkan rentannya hutan terhadap kerusakan, Indonesia tergolong dalam negara berkembang yang mempunyai angka kemiskinan yang cukup besar. Masyarakat miskin yang berjumlah sekitar 30 juta jiwa banyak menggantungkan hidupnya kepada alam terutama masyarakat miskin yang hidup di daerah sekitar hutan. Hutan menjadi sasaran eksploitasi masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan hidup. Mereka terpaksa merambah hutan untuk mencari makanan dan meningkatkan pendapatannya.

Selain hal-hal yang disebutkan di atas, ada beberapa faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab kerusakan hutan.

A. Kerusakan hutan akibat ulah manusia (human destructions)
  1. Illegal logging (Penebangan liar).
    Penebangan liar bukan saja dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar hutan sebagai tindakan ekonomi untuk meningkatkan pendapatan dan memenuhi kebutuhan keluarga. Kegiatan ini juga dilakukan oleh para pengusaha, bahkan pengusaha yang mendapat ijin HPH/IUPHHK juga melakukan penebangan liar di luar areal yang telah ditentukan. Penebangan liar yang terjadi dilakukan pada lahan hutan produksi, hutan lindung, sampai ke dalam kawasan konservasi termasuk di dalamnya kawasan Taman Nasional, Suaka Margasatwa, dan Suaka alam pun ikut ditebang. Untuk masalah penebangan liar ini harus dipikirkan dan dicari jalan keluarnya secara serius cara penanggulangan, agar hutan tidak dibabat sampai habis.
  2. Pembakaran hutan yang disengaja.
    Masyarakat membuka lahan dengan cara membakar, bila kebakaran ini tidak terkendali dapat meluas dan menyebabkan kebakaran hutan yang lebih besar. Dengan cara membakar dianggap pembukaan dan pembersihan lahan lebih mudah dan murah.
    Untuk menciptakan kondisi areal pertumbuhan yang baik pohon kayu putih pada hutan alam sering dilakukan pembakaran untuk mempermudah tumbuhan tersebut memperbaharui diri memunculkan tunas-tunas baru.
  3. Perambahan hutan.
    Perambahan hutan oleh masyarakat untuk membuka lahan pertanian dan perkebunan dengan membabat dan menebang pohon merusak kondisi hutan alam. Masyarakat mengambil hasil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari hutan dengan cara merusak. Ada juga perambahan hutan dilakukan karena diperalat oleh para “cukong” untuk mengincar kayu dan membuka lahan kelapa sawit.
  4. Perladangan berpindah. 
    Pengertian dan definisi dari Perladangan berpindah adalah suatu sistem bercocok tanam yang dilakukan oleh masyarakat secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cara membuka lahan hutan primer maupun sekunder.
    Perladangan berpindah dilakukan oleh masyarakat tradisional dalam pengolahan lahan untuk menghasilkan bahan pangan. Bercocok tanam secara tradisional dilakukan dengan membuka lahan baru ketika hasil panen dari suatu lahan mulai menurun. Perladangan berpindah adalah warisan turun-temurun karena sudah menjadi tradisi dalam bercocok tanam.
    Perladangan berpindah memberikan kontribusi yang nyata terhadap kerusakan ekosistem hutan terutama pada pulau-pulau yang berukuran kecil. Selain itu perladangan berpindah dan kebakaran memiliki korelasi yang positif, karena musim berladang umumnya pada musim kemarau. Hasil penelitian menunjukan pada setiap musim kemarau terjadi kebakaran hutan karena faktor pembukaan lahan dengan cara membakar.
  5. Pertambangan.
    Usaha pertambangan yang dilakukan berbentuk pertambangan tertutup dan pertambangan terbuka. Pertambangan terbuka adalah pertambangan yang dilakukan di atas permukaan tanah. Bentuk Pertambangan ini dapat mengubah bentuk topografi dan keadaan muka tanah (land impact), sehingga dapat mengubah keseimbangan sistem ekologi bagi daerah sekitarnya; termasuk pertambangan yang dilakukan di areal hutan. Pertambangan terbuka menghilangkan semua vegetasi yang berada di permukaan karena tanah akan dieksploitasi dan diangkut untuk mengambil mineral tambang yang terkandung didalamnya.
  6. Transmigrasi.
    Tujuan utama program transmigrasi adalah untuk mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk di pulau Jawa, memberikan kesempatan bagi orang yang mau bekerja, dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya di pulau-pulau lain seperti Papua, Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi.
    Namun Kebijakan pemerintah untuk meratakan penduduk ke seluruh pelosok tanah air dengan program ini membawa dampak terhadap kerusakan hutan. Hutan dibuka untuk dibuat pemukiman transmigrasi, dan tiap transmigran mendapatkan lahan garapan seluas 2 hektar. Hutan primer maupun sekunder dibuka untuk kegiatan program pemerintah transmigrasi ini.
  7. Pemukiman penduduk.
    Dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan dasar akan perumahan semakin meningkat. Terbatasnya daerah yang dapat digunakan sebagai daerah pemukiman membuat kegiatan ini dilakukan pada areal-areal yang ditetapkan sebagai kawasan lindung. Daerah-daerah yang tidak sesuai dengan peruntukkannya, dipaksakan untuk dibuat pemukiman. Daerah berlereng terjal yang berbahaya juga ikut menjadi lokasi sasaran pembuatan rumah-rumah penduduk.
  8. Pembangunan perkantoran.
    Areal perkantoran tidak hanya terdapat pada daerah perkotaan yang ramai. Komplek perkantoran juga dibangun pada lahan-lahan hutan, terutama kabupaten yang baru dimerkarkan dari kabupaten induk. Kabupatenatau perangkat pemerintahan baru mencari dan membuka lahan hutan untuk membuat kawasan pemukiman, kawasan industri, kawasan perdagangan dan juga untuk areal perkantoran. Pembangunan yang terjadi ini akhirnya perlu dilakukan alih fungsi lahan.
  9. Pembangunan infrakstruktur perhubungan seperti jalan, lapangan udara, pelabuhan kapal, dan lain-lain.
    Salah satu penyebab masih banyaknya masyarakat Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan karena sulitnya jangkauan transportasi. Indonesia dikenal dengan negara kepulauan dengan jumlah pulau lebih dari 17.500 pulau, pulau besar maupun kecil. Masih banyak daerah-daerah yang terisolasi dan terbelakang karena belum adanya infrastruktur transportasi yang memadai.
    Pembangunan infrastruktur perhubungan merupakan hal mendesak yang perlu dilakukan. Namun pembangunan tersebut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Seperti pembangunan infrastruktur jalan, adakalanya harus memotong hutan pada kawasan lindung maupun kawasan konservasi. Cukup banyak contoh pembuatan jalan yang melewati daerah Hutan lindung, Kawasan Konservasi, Taman Nasional dan kawasan lainnya yang sebenarnya tidak boleh diadakan penebangan dan pembukaan hutan. Kerusakan hutan lain juga terjadi dalam pembangunan infrastruktur lapangan udara, pelabuhan kapal dan lain-lain.
    Pembangunan pelabuhan kapal yang dilakukan di pesisir pantai yang memiliki hutan pantai atau hutan mangrove sering merusakan keberadaan hutan-hutan tersebut. Dan banyak contoh lain yang dapat dilihat di sekitar kita, mengenai kerusakan lingkungan akibat pembangunan infrastruktur perhubungan.
  10. Perkebunan monokultur.
    Pembangunan perkebunan monokultur maupun hutan monokultur termasuk di dalamnya Hutan Tanaman yang dilakukan pada areal yang masih berhutan sering terjadi. Beberapa pengusaha yang hanya mencari keuntungan mengurus ijin konversi lahan menjadi perkebunan atau hutan tanaman, dengan sasaran tegakan tinggal yang ada pada areal tersebut dapat diambil dan dijual sebagai keuntungan. Kemudian mereka melakukan “land clearing” dan menanam tanaman-tanaman sejenis dengan pertimbangan ekonomis. Areal hutan yang terdapat beragam jenis dirubah menjadi tanaman sejenis atau monokultur. Tanaman monokultur ini sangat rentan terhadap bahaya erosi, penyebaran hama dan penyakit, dan penurunan biodiversitas.
  11. Perkebunan kelapa sawit.
    Pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit telah dilakukan pada beberapa daerah di Indonesia. Investasi perkebunan kelapa sawit dilakukan oleh pengusaha dari dalam negeri maupun luar negeri terutama dari Malaysia. Dalam pertimbangan ekonomis dianggap sebagai sumber keuntungan yang besar. Beberapa pihak yang pernah terlibat dan merasakan akibat pembangunan perkebunan kelapa sawit menjadi sadar akan dampak negatif dari kegiatan tersebut terhadap lingkungan. Keseimbangan ekosistem menjadi terganggu akibat penurunan biodiversitas, pencemaran lingkungan dari input peptisida yang berlebihan, sulitnya seresah kelapa sawit terdekomposisi dan pemulihan lahan kepada kondisi semula memerlukan waktu yang sangat panjang.
  12. Konversi lahan gambut menjadi sawah.
    Proyek pembangunan satu juta hektar lahan gambut menjadi sawah pernah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan mempertahankan swasembada beras. Akibatnya lahan hutan gambut menjadi berkurang dan dampak negatif yang ditimbulkan seperti meningkatnya bahaya kebakaran hutan, memberikan sumbangan terhadap pemanasan global, berkurangnya keanekaragaman hayati dan dampak negatif lainnya.
  13. Penggembalaan Ternak dalam hutan.
    Walaupun tergolong kecil bila dibandingkan dengan penyebab kerusakan hutan yang lain, namun penggembalaan ternak di anggap sebagai salah satu penyebab kerusakan. Kerusakan hutan akibat penggembalaan ternak dengan cara, ternak tersebut mengkonsumsi daun-daun dan semai-semai yang merupakan tumbuhan permudaan sebagai regenerasi dari hutan tersebut. Kerusakan lain yang terjadi juga seperti kerusakan batang akibat gigitan dan gesekan tanduk ternak. Pengembalaan ternak di dalam hutan menyebabkan pemadatan tanah hutan karena diinjak-injak oleh ternak. Hal ini akan mempengaruhi proses infiltrasi atau menyerapnya air ke dalam tanah menjadi berkurang sehingga proses runoff meningkat yang menyebabkan erosi di permukaan tanah.
  14. Kebijakan pengelolaan hutan yang salah. 
    Kerusakan hutan juga dapat terjadi karena kebijakan yang dibuat lebih memperhatikan dampak ekonomis dibandingkan dengan dampak ekologis. Selain itu juga perbedaan persepsi tentang kelestarian hutan kadang terjadi karena dasar pemahaman yang berbeda. Ada pendapat yang menyebutkan bahwa kebijakan pengelolaan hutan yang salah dari pemerintah sebagai suatu “pengrusakan hutan yang terstruktur” karena kerusakan tersebut didukung oleh perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
    Persepsi dan pemahaman masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam terutama mengolah lahan-lahan milik mereka dengan menanam tanaman semusim yang lebih cepat menghasilkan dibanding dengan tanaman berumur panjang termasuk tanaman kehutanan.
  15. Serangan hama dan penyakit.
    Penyebaran hama secara luas dalam suatu hutan dapat terjadi diakibatkan oleh penggunaan peptisida yang berlebihan. Hama dan penyakit menjadi resisten dan tidak dapat dibasmi malah berkembang dengan pesat kemudian menyerang tumbuh-tumbuhan dan pohon di dalam suatu areal hutan.
B. Kerusakan hutan akibat alam (natural disasters).
  1. Kebakaran hutan
    Kebakaran hutan merupakan penyebab kerusakan hutan yang setiap tahun terjadi di Indonesia, bila musim kemarau berkepanjangan pada suatu daerah. Indonesia ditunding sebagai negara pengekspor asap kebakaran hutan ke negara-negara tetangga. Selain dapat memusnahkan tumbuh-tumbuhan dan kehidupan fauna di sekitarnya, kebakaran hutan menghasilkan asap yang berdampak negatif terhadap kesehatan manusia dan keselamatan penerbangan.
    Api yang timbul pada kebakaran hutan terjadi akibat gesekan batang atau cabang pohon. Dari penginderaan jauh lewat satelit dapat dilihat "hot spot" yang muncul di dalam areal hutan bila terjadi suatu kebakaran hutan.
    Selain musim kemarau yang berkepanjangan sebagai salah satu faktor penyebab terjadi kebakaran hutan, ada juga beberapa faktor pemicu terjadi kebakaran hutan yaitu pembukaan lahan gambut sehingga sinar matahari masuk ke lantai hutan dan menyebabkan areal gambut menjadi kering dan mudah terbakar.
  2. Letusan Gunung Berapi.
    Bencana alam gunung meletus merupakan suatu daya alam yang dapat merusak hutan dan habitat satwa liar bahkan memusnakan kehidupan yang ada di wilayah tersebut. Gunung meletus adalah gejala vulkanis yaitu peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang berada dalam perut bumi. Aktifitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit bumi. Peristiwa vulkanik yang terdapat pada gunung berapi setelah meletus (post vulkanik), antara lain: terdapatnya sumber gas H2 S, H2O,dan CO2 dan Sumber air panas atau geiser. Sumber gas ini ada yang sangat berbahaya bagi kehidupan.
  3. Naiknya air permukaan laut dan tsunami
    Permukaan air laut yang naik termasuk didalamnya bencana tsunami dapat mengakibatkan kerusakan hutan. Hutan-hutan di bagian pesisir menjadi rusak karena aktivitas alam ini. Walaupun hutan-hutan di pesisir dianggap suatu cara untuk mengurangi dampak kerusakan dari tsunami tetapi hutan tersebut juga ikut terkena dampaknya.



deforestation
deforestation
deforestation
deforestation
deforestation

PENYEBAB KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI INDONESIA


Banyak pembukaan lahan dengan cara membakar merupakan penyebab kebakaran hutan dan lahan. Tetapi bukan hanya itu penyebab kebakaran, masih banyak faktor penyebab lain yang membuat hutan dan lahan dapat terbakar. Penyebab kebakaran dapat disengaja atau pun yang tidak disengaja. Peran manusia sangat besar dalam mengelola lingkungan alam sekitarnya yang menciptakan penyebab kebakaran hutan. 

Salah satu hal yang sering dipersalahkan adalah musim kemarau yang berkepanjangan akibat dampak dari El Nino sehingga lahan menjadi kering. Kondisi alam yang kering mempermudah perluasan kebakaran hutan dan lahan yang sangat cepat. 

Pembukaan jalan melintasi hutan yang dibuat pemerintah maupun pengusaha swasta mempermudah akses ke menuju bagian-bagian hutan yang dulunya sulit dijangkau. Akses yang mudah ke dalam hutan memberi angin segar kepada perambah hutan membuka lahan baru untuk bertani dan berkebun. Cara tradisional membuka lahan dengan cara membakar akhirnya dilakukan oleh orang-orang tersebut. 

Penebangan hutan untuk tujuan kayu industri kayu pertukangan atau dengan alasan pembukaan lahan perkebunan dilakukan oleh pengusaha bermodal besar baik legal maupun ilegal. Diikuti juga penebangan hutan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang mendesak. 

Pemanfaatan dan konversi lahan hutan hujan tropis yang dulunya lembab, menjadi berkurang kelembabannya. Kemampuan menyimpan air hujan yang jatuh meresap ke dalam tanah juga berkurang akibat tingkat kerapatan pohon yang rendah. Bila pohon-pohon ditebang pada hutan bergambut, sinar matahari dapat masuk langsung ke lantai hutan. Semakin luas areal penebangan semakin besar rumpang yang tercipta. Lahan gambut menjadi kering dan merupakan bahan bakar yang memicu kebakaran hutan dan lahan. Hutan di Sumatera dan Kalimantan merupakan daerah-daerah yang sering terbakar setiap tahunnya.

Pertambahan jumlah penduduk yang pesat membuat masyarakat mencari dan membuka lahan-lahan pemukiman baru. Sasaran empuk adalah areal hutan yang belum didiami oleh orang. Persaingan antara masyarakat pendatang dan penduduk asli kadang menimbulkan kecemburuan sosial. Keberhasilan usaha dari masyarakat pendatang dalam mengolah lahan membuat penduduk asli merasa tersaingi. Tindakan-tindakan pembakaran lahan milik orang lain dapat terjadi karena rasa ketidakpuasan.

Itulah beberapa penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Usaha-usaha preventif perlu dilakukan daripada tindakan memadamkan kebakaran hutan dan lahan itu sendiri yang memakan biaya dan kerugian yang lebih besar. Tindakan pengendalian memerlukan campur tangan semua pihak untuk turut terlibat dalam mengatasi penyebab kebakaran hutan dan lahan.