Rudiantara
(lahir di Bogor, 3 Mei 1959; umur 55 tahun[1]) adalah Menteri Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia pada Kabinet Kerja (2014–2019). Ia merupakan
profesional di bidang telekomunikasi dan pernah berkarier di Indosat,
Telkomsel, Excelcomindo (kini XL Axiata), dan Telkom. Ia juga pernah bekerja di
PT PLN (Persero) sebagai Wakil Direktur Utama. Pada saat ditunjuk menjadi
menteri, ia menjabat sebagai anggota komisaris di Indosat.
ia memulai
pendidikan tinggi di Universitas Padjadjaran dan meraih gelar sarjana pada
1984. Ia melanjutkan ke IPPM (Institut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen) yang
sekarang bernama PPM School of Management, dan meraih MBA pada tahun 1988.
Ia memulai
karier pada tahun 1996 di Indosat sebagai General Manager Business Development.
Ia juga pernah menjadi Chief Operating Officer PT Telekomindo Primabhakti sejak
1996 dan menduduki beberapa jabatan eksekutif selama 11 tahun di Indosat dan
Telkomsel hingga 2006. Ia menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur PT Semen
Gresik (Persero), Presiden Direktur dan CEO PT Bukit Asam Transpacific Railways
dan PT Rajawali Asia Resources. Ia pernah menjadi Wakil Presiden Direktur PT
Perusahaan Listrik Negara (Persero) sejak 2008 dan kemudian menjadi
direkturnya, Direktur Hubungan Korporat PT XL Axiata Tbk dari Maret 2005 hingga
2008 dan sekaligus sebagai direkturnya. Lalu sebagai Direktur Penjualan dan
Pemasaran untuk Solusi Bisnis pada Juni 2003. Ia juga pernah menjadi Wakil
Presiden Direktur PT Semen Indonesia (Persero), Tbk dan Semen Gresik Persero,
juga sebagai Direktur.
erakhir, ia
menjadi sebagai Presiden Komisaris PT Rukun Raharja sejak 11 Juni 2014. Ia juga
Komisaris Independen PT Indosat Tbk sejak 1 November 2012. Ia juga dipercaya
sebagai Komisaris Independen di PT Telekomunikasi Indonesia sejak 1 Januari 2011
hingga Mei 2012, dan telah menjadi Komisionaris sejak September 2008. Ia juga
menjadi Sekretaris Jenderal Asosiasi Telepon Selular Indonesia.
Selama di
PLN, ia menjadi terkenal setelah terlibat dalam pencarian pendanaan perusahaan
terutama pinjaman untuk proyek pembangkit listrik 10 ribu megawatt. Setelahnya,
ia mengundurkan diri karena merasa telah menyelesaikan tugas profesional yang
diberikan dan mendapat tawaran menarik lainnya. Karena merasa sayang dengan
bakat yang dimilikinya, pemerintah berusaha untuk memberinya posisi di Indosat.
Pada tanggal 17 September 2012, ia diangkat menjadi Komisaris.
Rudiantara
menyisihkan nama-nama lain seperti Niken Widiastuti, Dirut RRI, Richardus Eko
Indrajit, Ketua APTIKOM, Heru Sutadi, mantan Anggota Badan Regulasi
Telekomunikasi Indonesia (BRTI) yang juga pengamat telekomunikasi, Gatot S.
Dewa Broto, Deputi Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Mantan Humas
Kemenkomifo maupun Onno W. Purbo, Akademisi dan Praktisi TI.
0 comments:
Post a Comment