Pemahaman remaja tentang HIV/AIDS dan cara penularannya serta perilaku
seksual dan kesehatan reproduksi masih rendah. Hal ini terungkap dalam diskusi
publik kesehatan reproduksi remaja di kantor PKK Kabupaten Lamongan yang
diselenggarakan oleh Rahima dan Aliansi Perempuan Lamongan (Apel), Kamis,
(16/4).
Dalam diskusi yang dihadiri dari kalangan akademisi, ormas, pondok pesantren
dan kalangan remaja memaparkan hasil penelitian yang dilakukan di lingkungan
pondok pesantren di lamongan. Penelitian ini tentang relegiusitas santri,
kesehatan reproduksi dan kebersihan diri (personal hygen).
Menurut anis suadah, S.Ag., aktivis LSM Apel, perilaku remaja terkait
seksual masih sangat rendah. Mereka tidak mengetahui infornasi terkait seksual
dan kesehatan reproduksi. Para remaja menganggap ciuman sebagai perilaku yang
baik dan dianggap biasa. Remaja juga masih memiliki pemahaman yang rendah
terhadap HIV/AIDS. Mereka beranggapan bahwa HIV/AIDS bisa menular melalui
ciuman, berjabat tangan padahal penyakit HIV/AIDS ditularkan melalui hubungan
sex dan transfusi darah.
Anis menambahkan peran orang tua dalam memberikan infornmasi masalah seksual
dan kesehatan reproduksi masih rendah. Pada umumnya remaja mendapat informasi
maslaah seksual dari menonton film porno dan kebanyakan yang sering menonton
film porno adalah remaja laki-laki. Film porno diperoleh melalui internet atau
melihat dirumah temannya.
“yang berpengaruh dalam memberikan pendidikan terkait kesehatan reproduksi
kebanyakan berasal dari guru, bukan dari orang tua” jelas Anis
Menindaklanjuti temuan itu, Apel membuat dua rkomendasi terkait kesehatan
reproduksi di kalangan remaja yaitu pemerintah harus melibatkan remaja yang ada
di sekolah berbasis pesantren dlam program yang terkait dengan kesehatan
reproduksi dan kebersihan diri. Dan sekolah memberikan informasi dan pendidikan
tentang kesehatan reproduksi dan keberssihan diri secara komprehensif dan
berskesinambungan.
“kami akan melakukan advokasi ke Pemerintah kabupaten lamongan agar Bupati
membuat SK terkait Mata pelajaran Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Sex ke
dalam kurikulum sekolah. PKRS dimasukkan dalam mata pelajaran muatan lokal di
sekolahan”ujar Anis.
0 comments:
Post a Comment