4/17/2015

Pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS masih kurang

Pemahaman remaja tentang HIV/AIDS dan cara penularannya serta perilaku seksual dan kesehatan reproduksi masih rendah. Hal ini terungkap dalam diskusi publik kesehatan reproduksi remaja di kantor PKK Kabupaten Lamongan yang diselenggarakan oleh Rahima dan Aliansi Perempuan Lamongan (Apel), Kamis, (16/4).



Dalam diskusi yang dihadiri dari kalangan akademisi, ormas, pondok pesantren dan kalangan remaja memaparkan hasil penelitian yang dilakukan di lingkungan pondok pesantren di lamongan. Penelitian ini tentang relegiusitas santri, kesehatan reproduksi dan kebersihan diri (personal hygen).

Menurut anis suadah, S.Ag., aktivis LSM Apel, perilaku remaja terkait seksual masih sangat rendah. Mereka tidak mengetahui infornasi terkait seksual dan kesehatan reproduksi. Para remaja menganggap ciuman sebagai perilaku yang baik dan dianggap biasa. Remaja juga masih memiliki pemahaman yang rendah terhadap HIV/AIDS. Mereka beranggapan bahwa HIV/AIDS bisa menular melalui ciuman, berjabat tangan padahal penyakit HIV/AIDS ditularkan melalui hubungan sex dan transfusi darah.

Anis menambahkan peran orang tua dalam memberikan infornmasi masalah seksual dan kesehatan reproduksi masih rendah. Pada umumnya remaja mendapat informasi maslaah seksual dari menonton film porno dan kebanyakan yang sering menonton film porno adalah remaja laki-laki. Film porno diperoleh melalui internet atau melihat dirumah temannya.

“yang berpengaruh dalam memberikan pendidikan terkait kesehatan reproduksi kebanyakan berasal dari guru, bukan dari orang tua” jelas Anis

Menindaklanjuti temuan itu, Apel membuat dua rkomendasi terkait kesehatan reproduksi di kalangan remaja yaitu pemerintah harus melibatkan remaja yang ada di sekolah berbasis pesantren dlam program yang terkait dengan kesehatan reproduksi dan kebersihan diri. Dan sekolah memberikan informasi dan pendidikan tentang kesehatan reproduksi dan keberssihan diri secara komprehensif dan berskesinambungan.
“kami akan melakukan advokasi ke Pemerintah kabupaten lamongan agar Bupati membuat SK terkait Mata pelajaran Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Sex ke dalam kurikulum sekolah. PKRS dimasukkan dalam mata pelajaran muatan lokal di sekolahan”ujar Anis.

0 comments:

Post a Comment