Membiarkan
 sampah dan limbah membusuk, jelas bukan sikap bijak. Sebab selain 
mengganggu keindahan dan kesehatan lingkungan, juga menimbulkan berbagai
 dampak negatif antara lain: a. Menjadi sarang hama penyakit; b. Dapat 
mengeluarkan gas methan, salah satu gas rumah kaca (GRK) 
penyebab pemanasan global; c. Mengganggu saluran air yang menyebabkan 
terjadinya banjir; d. Menimbulkan polusi udara, dan sebagainya.
 Lantas, apa yang mesti dilakukan ?
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah dan limbah antara lain:
1. Menerapkan Pola 3-R (Reduce-Reuse-Recycle) yakni:
· Mengurangi sampah
 dengan cara memanfaatkan barang-barang yang ramah lingkungan, misalnya 
menggunakan lap atau handuk kecil yang dapat dipakai berulangkali 
ketimbang memakai tisu, membawa air minum dalam tempat yang aman daripada
 membeli air minum kemasan, bila berbelanja membawa tas atau kantong 
yang dapat dipakai berkali-kali dari pada memakai kantong plastik, dan 
sebagainya.
· Memakai kembali
 dengan cara memanfaatkan sesuatu prduk selama mungkin, misalnya 
menggunakan kantong/tas plastik berulang-ulang selama kantong/tas itu 
belum rusak.
· Mendaur ulang dengan menggunakan produk tersebut setelah berubah bentuk.
2. Memilah Sampah untuk memudahkan pengelolaannya. Cara pemilahan sampah rumah tangga adalah sebagai berikut:
· Siapkan tempat sampat terpisah di tempat-tempat strategis di rumah anda, di dapur dan di ruang keluarga.
· Siapkan
 paling kurang 2(dua) macam tempat sampah, satu untuk sampah organik 
yang dapat diolah menjadi kompos dan satu lagi untuk anorganik. Akan 
lebih baik lagi jika ditambah satu lagi, yakni untuk sampah anorganik 
yang tidak dapat diolah kembali alias residu.
· Langsung pilah pada saat membuang sampah. 
- Sampah An-Organik:
 Sampah yang tidak mudah/bisa membusuk/lapuk seperti plastik, kaleng, 
aluminium foil, styrofoam, kaca/gelas, koran, dan lain-lain.
- Sampah Organik:
 Sampah yang mudah membusuk/lapuk seperti daun, kulit kupasan buah, 
ampas juice, ampas kopi, sampah dapur, kotoran binatang vegetarian, 
bunga, sisa makanan, dan sebagainya
- Residu: Kertas tisu, bekas pokok bayi, pembalut wanita, bola lampu dan sebagainya.
Dalam
 skala besar, limbah organik dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi 
kompos. Sedangkan limbah anorganik dapat didaurulang menjadi berbagai 
produk jadi atau menjadi bahan baku dari berbagai produk.
 Namun
 dalam skala rumah tangga, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk 
mengelola sampah dan limbah di lingkungan rumah sendiri secara bijak, 
antara lain dengan melakukan pengomposan sampah/limbah organik, 
memanfaatkan limbah anorganik selama mungkin, atau menyerahkannya kepada
 pemulung.
Membuat Kompos
 Dewasa
 ini telah banyak orang memanfaatkan sampah/limbah organik rumah tangga 
dengan menjadikannnya kompos. Selain pembuatannya tidak sulit, kompos 
juga banyak dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah sehingga banyak pihak 
yang membutuhkannya. Pemulihan kualitas tanah dengan kompos, jauh lebih 
baik ketimbang mengggunakan pupuk kimia, karena tidak ada efeknya yang 
dapat mencemari lingkungan.
 Ada
 beberapa metoda pembuatan kompos, baik dengan alat dan aktivator maupun
 tidak. Namun untuk skala rumah tangga adalah sebagai berikut:
1. Cara Tanam:
· Buat
 lubang galian di tanah sedalam 50-100 cm, atau sesuai kebutuhan. 
Upayakan agar jarak dari sumur minimal 10 meter agar tidak mencemari air
 sumur.
· Masukkan sampah organik yang sudah ditiriskan dan dipotong-potong ke dalam lubang.
· Tutup
 dengan lapisan tanah untuk mencegah bau dan membantu proses 
pengomposan. Bila perlu tambahkan kotoran binatang (ayam, burung, 
kambing dan sebagainya).
· Lakukan berulang-ulang hingga lubang penuh. Tutup rata dengan tanah, tunggu sekitar 3 bulan, gali kembali dan diangin-anginkan.
· Kini kompos siap dipergunakan atau disimpan dan lubang dapat dipergunakan kembali.
2. Dengan Drum/Kontainer
· Sediakan
 wadah, lubangi dasarnya agar rembesan air dapat keluar. Untuk wadah 
yang cukup besar tanam sekitar 10 cm dari permukaan tanah, untuk wadah 
kecil beri alas untuk menampung rembesan.
· Masukkan
 sampah organik yang telah dipotong kecil-kecil (dicacah), dan taburi 
dengan selapis tipis tanah atau serbuk gergaji, tambahkan dengan kotoran
 binatang (ayam, burung atau kambing) jika perlu.
· Ulang
 berkali-kali hingga penuh, taburi dengan tanah, tunggu sekitar 2(dua) 
bulan. Untuk wadah kecil bisa langsung dipergunakan sebagai media tanam,
 sedang untuk wadah besar keluarkan isinya dan diangin-anginkan selama 
2(dua) minggu. Setelah itu kompos sudah bisa dipakai.
3. Masalah Yang Mesti Dihindar
Hal
 yang harus dihindari dalam pembuatan kompos adalah menyebarnya bau 
busuk, banyaknya lalat, tikus, kecoa, semua atau belatung. Ini bisa 
terjadi karena material sampah/limbah terlalu basah atau kurang udara. 
Untuk
 mengatasi masalah ini, maka aduklah kompos agar mendapat tambahan 
udara, campur dengan serbuk gergaji, guntingan koran atau jerami atau 
2-3 genggam bubuk kapur sebelum menambah tumpukan. Jangan menaruh susu, 
tulang dan makanan hasil laut.
Mengelola Sampah Anorganik
- Pergunakan
 produk anorganik selama mungkin, sepanjang masih dapat dipergunakan. 
Misalnya, kantoong plastik dipakai berkali-kali sebelum dibuang, gelas 
bekas air kemasan sebagai tempat pembibitan, simpan kardus bekas kue 
untuk dipergunakan kembali pada kesempatan berikutnya, dan sebagainya.
- Perlakukanlah
 limbah anorganik rumah tangga dengan baik, sehingga dapat disumbangkan 
/dijual kepada pemulung dan dapat memberi manfaat ekonomis.
- Kembangkan kreativitas agar barang-barang bekas/tidak terpakai masih dapat terus dimanfaatkan.
- Kertas
 dan amplop dapat dipakai berkali-kali (beri sedikit penjelasan kepada 
yang mendapat kertas/amplop bekas agar mereka memakluminya) atau dapat 
dibuat kertas daur ulang.(LS2LP)





0 comments:
Post a Comment