GEMERLAP mulai dicanangkan pada 2011 dan menjadi program unggulan Fadeli. Program itu seakan-akan klise. Namun, dampaknya cukup signifikan terhadap peningkatan kehidupan masyarakat Lamongan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pendapatan per kapita warga Lamongan pada 2011 baru Rp 11,3 juta per tahun dengan PDRB Rp 13,4 triliun. Pada 2013, nilainya naik menjadi Rp 15 juta per tahun dengan PDRB Rp 17,6 triliun. Tingkat kemiskinan warga Lamongan pun menurun signifikan, yakni dari 18,7 persen pada 2011 menjadi 14,5 persen pada 2013. Termasuk indeks pembangunan manusia (IPM) naik menjadi 71,42 pada 2013 dari 70,52 pada 2011.
Gemerlap dicetuskan dengan latar belakang terus tumbuhnya
perekonomian Lamongan (hingga 7,02 persen pada 2011), namun belum merata
dinikmati masyarakat Lamongan hingga pelosok desa (pendapatan per kapita baru
Rp 11,3 juta per tahun). Padahal, 60 persen masyarakat Lamongan masih tinggal
di pedesaan. Mengurangi kesenjangan itulah yang melatarbelakangi program
gemerlap. Alasan lainnya, 60 persen masyarakat Lamongan berada di pedesaan dan
ada 250 ribu lebih UMKM yang bergerak di berbagai sektor.
Bagaimana bentuk programnya? Program tersebut menstimulasi
produk-produk unggulan di setiap desa dan kecamatan agar produktivitasnya
meningkat. Stimulasi itu berbentuk bantuan permodalan maupun pembinaan teknis
secara intensif. Terutama merangsang mentalitas masyarakat agar tidak pantang
menyerah dan berjuang hingga berhasil.
Desa yang memiliki potensi peternakan lele didorong dengan
bantuan teknologi dan peralatan kolam lele dari terpal untuk menyiasati
keterbatasan lahan. Contohnya, kelompok peternak lele tambak terpal di
Kecamatan Sambeng.
Pemkab juga mendorong peternakan kambing di lahan kosong,
pematang tambak, serta di wilayah Lamongan selatan yang berbatasan dengan kawasan
hutan. Contohnya, kawasan ternak kambing terpadu ramah lingkungan oleh Kelompok
Mandiri di Dusun Kudu, Desa Weduni, Kecamatan Deket.
Ada juga bantuan permodalan dan bimbingan teknis terhadap
peternakan itik di Desa Tawangrejo, Kecamatan Turi, yang digerakkan ibu-ibu.
Bahkan, kelompok ternak itik di desa itu berhasil mendapat penghargaan
Adhikarya Pangan Nusantara dan Ketahanan Pangan 2012 kategori Pelaku
Pembangunan Ketahanan Pangan. Program tersebut juga mengantarkan Lamongan
meraih Otonomi Award 2012 kategori khusus Pemberdayaan Ekonomi Lokal (Perempuan
Produktif).
0 comments:
Post a Comment