Akibat kemarau, Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Lamongan mewaspadai 10 wilayah kecamatan yang
rawan krisis air bersih. Meski sampai kini belum ada permintaan pasokan air bersih sebagai dampak kemarau, BPBD telah siap memasok air kapanpun dibutuhkan masyarakat.
"Sampai sekarang ini belum ada laporan dari masyarakat soal kekeringan,"kata Kepala BPBD, Suprapto kepada Surya Online, Kamis (4/9/2014).
Ada 9 wilayah kecamatan yang setiap musim kemarau selalu mengalami krisis air bersih. Namun sebagian diantaranya hingga bulan ke sembilan ini tertolong adanya normalisasi embung.
"Seperti Sukomalo tertolong 3 embung yang baru saja selesai dinormalisasi semua. Sebelum ada normalisasi embung, biasanya pada bulan sembilan sudah kelabakan cari air,"kata Suprapto.
Suprapto menyebutkan, 9 kecamatan yang rawan krisis air saat musim kemarau itu biasanya dialami di Kecamatan Lamongan, Sukodadi, Turi, Modo, Glagah, Sarirejo, Kedungpring, Kembangbahu, Karangbinangun dan Sukorame. Hanya saja tidak semua desa di 9 kecamatan itu air bersih. Hanya sebagian desa diantaranya yang mengalami kekurangan air bersih. Kalaupun, lanjut Suprapto ada wilayah yang membutuhkan air bersih sewaktu - waktu BPBD siap melayani dengan geratis tanpa biaya sepeserpun. BPBD membeli ke PDAM dan diberikan kepada masyarakat secara geratis.Setiap hari BPBD menyediakan sebanyak 100 tangki untuk memasok kebutuhan masyarakat.
"Tapi sejauh ini beum ada permintaan air bersih,"katanya.
Daerah rawan krisis air bersih di 9 kecamatan itu dihuni sebanyak 81.405 jiwa menyebar di 39 desa. Kalaupun kebutuhan air mendesak dengan jumlah yang lebih banyak, BPBD memberanikan diri untuk menyewa tangki.
"Kalau ada kurang akan ditambah. Dan bisa juga dimintakan ke provinsi,"katanya.
Sebab di BPBD baru mempunyai 2 tangki air dan lainnya dari PDAM. Jumlah tangki yang ada dalam sehari bisa 100 kali tangki untuk memasok ke masyarakat. Sementara sebanyak 39 desa yang menjadi langganan krisis air diantaranya, Desa Keramat dan Sidomukti, Gempol, Padengan Banjarejo, Sumberagung, Siwalanrejo, Gedongboyountung, Tambak Ploso, Putat Kumpul.
Glagah Menganti, Konang Mendugo, Sambopinggir, Windu, Gawerejo, Kaliawates, Puter, Randu Bener, Pelang, Dumpiagung, Maor. Kedungpring, Kradenanrejo, Sukomalo, Banjarejo, Maindu, Kedungrejo, Medalem, Kedungwaras, Sidomulyo, Samborejo. Mragel, Sewor, Sembung, Sarirejo, Canggah, Simbatan, Kedung kumpul, Gempoltukmloko. Sedangkan Jatidrojok Kedungpring tertolong embung yang dialiri Waduk Prijetan. Sementata air sungai untuk sektor pertanian memang kurang.
"Sampai sekarang ini belum ada laporan dari masyarakat soal kekeringan,"kata Kepala BPBD, Suprapto kepada Surya Online, Kamis (4/9/2014).
Ada 9 wilayah kecamatan yang setiap musim kemarau selalu mengalami krisis air bersih. Namun sebagian diantaranya hingga bulan ke sembilan ini tertolong adanya normalisasi embung.
"Seperti Sukomalo tertolong 3 embung yang baru saja selesai dinormalisasi semua. Sebelum ada normalisasi embung, biasanya pada bulan sembilan sudah kelabakan cari air,"kata Suprapto.
Suprapto menyebutkan, 9 kecamatan yang rawan krisis air saat musim kemarau itu biasanya dialami di Kecamatan Lamongan, Sukodadi, Turi, Modo, Glagah, Sarirejo, Kedungpring, Kembangbahu, Karangbinangun dan Sukorame. Hanya saja tidak semua desa di 9 kecamatan itu air bersih. Hanya sebagian desa diantaranya yang mengalami kekurangan air bersih. Kalaupun, lanjut Suprapto ada wilayah yang membutuhkan air bersih sewaktu - waktu BPBD siap melayani dengan geratis tanpa biaya sepeserpun. BPBD membeli ke PDAM dan diberikan kepada masyarakat secara geratis.Setiap hari BPBD menyediakan sebanyak 100 tangki untuk memasok kebutuhan masyarakat.
"Tapi sejauh ini beum ada permintaan air bersih,"katanya.
Daerah rawan krisis air bersih di 9 kecamatan itu dihuni sebanyak 81.405 jiwa menyebar di 39 desa. Kalaupun kebutuhan air mendesak dengan jumlah yang lebih banyak, BPBD memberanikan diri untuk menyewa tangki.
"Kalau ada kurang akan ditambah. Dan bisa juga dimintakan ke provinsi,"katanya.
Sebab di BPBD baru mempunyai 2 tangki air dan lainnya dari PDAM. Jumlah tangki yang ada dalam sehari bisa 100 kali tangki untuk memasok ke masyarakat. Sementara sebanyak 39 desa yang menjadi langganan krisis air diantaranya, Desa Keramat dan Sidomukti, Gempol, Padengan Banjarejo, Sumberagung, Siwalanrejo, Gedongboyountung, Tambak Ploso, Putat Kumpul.
Glagah Menganti, Konang Mendugo, Sambopinggir, Windu, Gawerejo, Kaliawates, Puter, Randu Bener, Pelang, Dumpiagung, Maor. Kedungpring, Kradenanrejo, Sukomalo, Banjarejo, Maindu, Kedungrejo, Medalem, Kedungwaras, Sidomulyo, Samborejo. Mragel, Sewor, Sembung, Sarirejo, Canggah, Simbatan, Kedung kumpul, Gempoltukmloko. Sedangkan Jatidrojok Kedungpring tertolong embung yang dialiri Waduk Prijetan. Sementata air sungai untuk sektor pertanian memang kurang.
0 comments:
Post a Comment