Lahan tebu 10,5 hektar terbakar membuat panik
warga Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung, Lamongan, Rabu (17/9/2014).
Kebakaran ini membuat panik warga, lokasi lahan tebu berdekatan dengan pemukiman warga.
Pasalnya, api dengan cepat merembet karena kencangnya angin dan lahan tebu yang kebanyakan sudah mengering. Kebakaran lahan tebu yang diketahui milik TNI dan disewakan ke swasta dengan cepat merambat hingga menyebabkan arus lalu lintas di jalur Lamongan-Mojokerto sempat macet beberapa jam. Sebab lokasi lahan juga berdekatan dengan jalan poros Lamongan Mojokerto.
Seorang saksi mata warga Desa Jotosanur, Ashabul Kahfi mengaku warga sempat panik karena api dengan cepat menyebar akibat angin yang cukup kencang. Api, kata Kahfi, diketahui dari pembakaran batu bata merah yang terletak di Desa Pengaron Kecamatan Tikung. Besarnya kobaran api, lanjut Kahfi, membuat warga berusaha memadamkan api dengan alat seadanya
"Api dengan cepat menyebar karena banyak daun kering dan angin yang kencang," kata Kahfi kepada wartawan.
Dua unit PMK berusaha memadamkan api agar tidak semakin membesar. Setelah 2 jam melakukan pembasahan, api baru bisa dipadamkan dengan bantuan warga sekitar.
Sementara Kapolsek Tikung, AKP Marjoko mengatakan, berdasarkan penyidikan sementara, api yang meluluhlantakkan lahan tebu seluas 10,5 hektar diduga berasal dari pembakaran batu bata merah yang terletak di Desa Pengaron. Kencangnya angin, kata Marjoko, membuat api dengan cepat menyambar lahan tebu yang banyak terdapat ranting dan dahan kering. "2 Jam akhirnya api berhasil dipadamkan," tambahnya.
Pasalnya, api dengan cepat merembet karena kencangnya angin dan lahan tebu yang kebanyakan sudah mengering. Kebakaran lahan tebu yang diketahui milik TNI dan disewakan ke swasta dengan cepat merambat hingga menyebabkan arus lalu lintas di jalur Lamongan-Mojokerto sempat macet beberapa jam. Sebab lokasi lahan juga berdekatan dengan jalan poros Lamongan Mojokerto.
Seorang saksi mata warga Desa Jotosanur, Ashabul Kahfi mengaku warga sempat panik karena api dengan cepat menyebar akibat angin yang cukup kencang. Api, kata Kahfi, diketahui dari pembakaran batu bata merah yang terletak di Desa Pengaron Kecamatan Tikung. Besarnya kobaran api, lanjut Kahfi, membuat warga berusaha memadamkan api dengan alat seadanya
"Api dengan cepat menyebar karena banyak daun kering dan angin yang kencang," kata Kahfi kepada wartawan.
Dua unit PMK berusaha memadamkan api agar tidak semakin membesar. Setelah 2 jam melakukan pembasahan, api baru bisa dipadamkan dengan bantuan warga sekitar.
Sementara Kapolsek Tikung, AKP Marjoko mengatakan, berdasarkan penyidikan sementara, api yang meluluhlantakkan lahan tebu seluas 10,5 hektar diduga berasal dari pembakaran batu bata merah yang terletak di Desa Pengaron. Kencangnya angin, kata Marjoko, membuat api dengan cepat menyambar lahan tebu yang banyak terdapat ranting dan dahan kering. "2 Jam akhirnya api berhasil dipadamkan," tambahnya.
0 comments:
Post a Comment