Presiden Joko Widodo menunjuk Yohana Susana Yembise sebagai
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam Kabinet Kerja
2014-2019 di Istana Merdeka Jakarta, Minggu (26/10/2014) petang.
Ia menggantikan Linda Amalia Sari pada Kabinet Indonesia
Bersatu II era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 2009-2014.
Penunjukan Yohana sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak sudah diduga sebelumnya karena namanya santer disebut-sebut
duduk dalam jabatan itu.
Yohana Susana Yembise merupakan dosen Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua. Dia adalah
perempuan pertama Papua yang diberi gelar guru besar oleh Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan sebagai profesor doktor bidang desain silabus dan material
development.
Istri dari Leo Danuwira ini lahir di Manokwari, 1 Oktober
1958. Yohana dikukuhkan menjadi profesor doktor oleh Rektor Universitas
Cenderawasih (Uncen) Jayapura, Papua, Festus Simbiak, di Auditorium Uncen, 14
November 2012. Sebelum Yohana didaulat menjadi profesor, dia memiliki segudang
pengalaman dan jabatan dalam pekerjaan.
Dosen perempuan pertama Papua bergelar profesor ini menuntut
ilmu di Sekolah Dasar (SD) Padang Bulan Jayapura hingga tahun 1971. Lalu, dia
melanjutkan studinya di SMP Negeri 1 Nabire dan menyelesaikannya tahun 1974.
Pendidikan selanjutnya di bangku SMA Negeri Persiapan Nabire.
Setelah lulus sekolah, tahun 1985, Yohana melanjutkan
pendidikan sarjana (S-1) pada Program Studi Bahasa Inggris Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni FKIP Uncen. Semasa kuliah, dia bekerja sebagai asisten dosen di
program studi yang digelutinya selama tiga tahun, yakni sejak 1983-1986.
Menjadi dosen tetap pada program studi itu sejak 1987 sampai
sekarang. Selain menjadi dosen, dia pernah memegang jabatan sebagai Kepala
Laboratorium Bahasa Uncen setahun, yakni 1991.
Lompatan jabatan perempuan asli Papua ini boleh dibilang
cepat. Tahun 1992 menjadi Diplomat Applied Linguistic TEFL (Dip TEFL) dari
Regional English Language Centre (RELC), SEAMEO Singapore. Meski sudah bekerja,
ia tetap bertekad untuk melanjutkan pendidikan. Pada 1994 ia menyelesaikan
pendidikan di Faculty of Education, Simom Fraser University British Colombia
Canada, dengan gelar Master of Art (MA).
Berbagai pengalaman semasa sekolah hingga menjajaki dunia
kerja baik dalam negeri maupun luar negeri sudah dialami Yohana. Di antaranya,
menjabat sebagai Ketua Tim Seleksi Guru Bahasa Inggris SMP, SMK, dan SMA di
Kabupaten Merauke untuk persiapan pengiriman guru Bahasa Inggris ke Sunshine
Coast University Australia.
Pengalaman luar negeri, di antaranya, pernah sebagai anggota
Joint Selection Team (JST) Australian Development Scholarship beasiswa
ADS/USAID tahun 2011.
Segudang pengalaman organisasi juga dimiliki Yohana, di
antaranya terlibat dalam kegiatan kesenian yang disponsori Badan Kesenian
Daerah Kabupaten Paniai di Nabire sejak 1974-1978. Dia juga pernah menjadi
Wakil Ketua KNPI Kabupaten Paniai tahun 1984.
Dari sejumlah pengalaman dan pekerjaan yang dialami,
perempuan Biak ini menerima ratusan penghargaan dari berbagai pihak. Salah satu
di antaranya adalah menerima surat tanda penghargaan pernyataan lulus seleksi
sebagai mahasiswa teladan sejak 1981-1982 dari Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.
Bukan hanya itu, sejak masih kuliah, Yohana termasuk salah
satu peserta pertukaran pemuda antara Indonesia dan Kanada. Yohana Yembise juga
terpilih mewakili Papua bersama pemuda Indonesia ke Kanada.
0 comments:
Post a Comment